Kisah Seorang Wali Tentang Sebutir Kurma Penghambat Doa - Sebutir Kurma

Selasa, 12 Maret 2024

Kisah Seorang Wali Tentang Sebutir Kurma Penghambat Doa


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Wahai Sahabat Beriman Sekalian

 Dahulu kala dikisahkan tentang Seorang wali mahsyur pada zamanya yang bernama Ibrahim bin Adgham (100-165 H), sang wali tersebut  bernama lengkap Hazrat Sultan Ibrahim bin Adgham bin mansut al-Balkhi al-Ijili Abu Ishaq. Seorang raja besar yang dilahirkan di tanah Balkh ( saat ini Afghanistan ).

 Dibalik sosoknya sebagai seorang penguasa dari kerajaan besar, namun ia memilih menjalani hidupnya sebagai seorang yang zuhud.

 Bermula ketika beliau telah selesai menunaikan ibadah haji di baitullah, sang wali hendak melanjutkan perjalananya untuk berziarah ke masjidil aqsa. tak lupa ia mempersiapkan segala perbekalan yang dibutuhkan selama perjalanan, salah satunya adalah membeli kurma.

 Di sekitaran masjidil haram ibrahim bin adgham membeli 1 kilogram kurma dari seorang penjual yang sudah tua renta.

 Disaat sedang membeli kurma tersebut, ibrahim melihat ada sebutir kurma yang tercecer didekat timbangan. Ibrahim mengira jika sebutir kurma yang tercecer tersebut merupakan bagian dari kurma yang ia beli.

 Setelah jual beli kurma tersebut selesai Ibrahim segera berangkat menuju ke al aqsa yang ada di negeri syam dengan menempuh perjalanan selama empat bulan lamanya.

 Setelah tiba sang wali tersebut ia masuk dan mencari tempat untuk beribadah di salah satu ruangan dibawah kubah sakhra, Seperti biasa beliau melaksanakan sholat dan memanjatkan doa dengan khusyu.

 Tiba-tiba ia mendengar percakapan dua malaikat mengenai dirinya.

malaikat pertama : "lihat, itu adalah ibrahim bin adham, seorang ahli ibadah yang zuhud dan wara ( penuh kehati-hatian ) yang doanya selalu dikabulkan oleh allah swt"
 
 Malaikat kedua : " Namun sekarang tidak lagi, kini doanya ditolak karena empat bulan yang lalu ia memakan sebutir kurma yang bukan haknya karena mengira kurma tersebut miliknya yang jatuh didekat timbangan pedagang tua yang berjualan didekat masjidil haram".

 Ibrahim bin adham setelah mendengar  hal tersebut pun terkejut, ia tak menyangka kurma tersebut ternyata bukan haknya. hal ini menyebabkan empat bulan ibadahnya, sholatnya, doanya dan amalan-amalan lainya tidak diterima oleh allah swt.

  "Astaghfirullahal adzhim" Ibrahim pun beristighfar.

 Setelah itu ia segera bergegas untuk berangkat kembali ke mekkah untuk menemui pedagang tua penjual kurma untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah dimakanya.

 Tapi setelah sampai disana ia tidak menemukan pedagang tua tersebut, melainkan hanya ada seorang pemuda penjual kurma di tempat yang sama dimana pedagang kurma tua dulu berdagang.

 Ibrahim mencoba bertanya kepada pemuda tersebut "4 bulan lalu saya membeli kurma dari seorang pedagang tua disini, sekarang dimanakah dia" ujarnya.

 " Sudah meninggal sebulan yang lalu tuan, saya sekarang meneruskan pekerjaanya berdagang kurma" kata pemuda itu".

 Ibrahim berkata " Innalillahi wa innailaihi roji'un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan" setelah itu ibrahim menceritakan apa yang telah terjadi. Setelah ia bercerita baru diketahui ternyata pemuda tersebut adalah anak dari pedagang tua tersebut.

 "wahai anak muda maukah kamu menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang telah kumakan tanpa seizinya" ujar ibrahim.

 Pemuda tersebut berkata " bagi saya tidak masalah, namun saya tidak tahu dengan saudara-saudara saya yang lain sebanyak 11 orang. Saya tidak berani menghalalkan atas nama mereka karena mereka memiliki hak waris sama seperti saya".

 Lantas ibrahim meminta alamat saudaranya dan menemuinya satu-persatu, walaupun terkendala jarak rumah saudaranya berjauhan akhirnya ibrahim menemui semua saudarannya. Semua saudaranya setuju untuk menghalalka kurma ayah mereka yang terlanjur telah dimakan oleh ibrahim.

 Setelah urusanya selesai ia melakukan perjalanan kembali ke masjidil aqsa, 4 bulan kemudian ia tiba dan di tempat yang sama ia beribadah dibawah kubah sakhra. Saat itu ia mendengar kembali pembicaraan antara 2 malaikat.

 "Itulah ibrahim bin adham yang doanya tertolak karena memakan sebutir kurma milik orang lain" ujar malaikat pertama.

 "Oh tidak sekarang doanya sudah makbul lagi, karena sebelumnya ia sudah mendapatkan penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. kini lahir dan batin ibrahim kini telah bersih dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. sekarang ia sudah dibebaskan dari perkara tersebut." jawab malaikat kedua.

 Wahai saudaraku sekalian, dari kisah ini dapat diambil hikmahnya adalah sebutir kurma yang termakan bukan haknya cukup menjadi penghalang baginya dengan allah, karena makanan yang haram akan menjadi sebab tertolaknya ibadah dan doa seseorang. dan upaya seorang wali membersihkan dirinya dari keharaman dengan meminta penghalalan dari sang pemilik kurma.

 Dari kisah ini dapat menjadi motivasi bagi kita semua untuk mencari rezeki yang halal dan pekerjaan yang telah disyariatkan oleh allah swt.

 Wallahu a'lam Bishawab, Wassalam.